Lalu sekarang aku harus berpura2 menjadi temannya lagi, agar aku bisa tetap keep in touch dengannya. Harus bersikap sok asyik dan nampak tegar di balik monitor. Entahlah, sampai kapan keadaan ini akan terus berlanjut, lalu sekuat apa aku bisa bertahan dengan kepura2an ini.
Aku, tidak pernah bermain - main dengan hatiku sendiri, tapi karena kebodohanku kini ku biarkan dia mempermainkan hatiku. Membencinya adalah sebuah keniscayaan dan boleh ku lakukan, hanya saja aku tak ingin, ah bahkan tak bisa. Dia, di mata hatiku adalah pribadi yg baik, yang begitu mudah disayangi dan sulit dibenci. Aku tak ingin membuang energyku untuk membencinya, hidup ini terlalu singkat untuk ku habiskan dengan membencinya. Dia atau aku berhak bahagia dengan cara kami masing - masing. Karena itu, beginilah caraku bahagia, bahagia dengan menjadi temannya meski dengan perasaan merah jambu yang masih sama banyaknya seperti saat tanggal 27 maret 2012.
Aku menyayangimu dalam diamku, dan aku bahagia, itu saja titik.
Aku, tidak pernah bermain - main dengan hatiku sendiri, tapi karena kebodohanku kini ku biarkan dia mempermainkan hatiku. Membencinya adalah sebuah keniscayaan dan boleh ku lakukan, hanya saja aku tak ingin, ah bahkan tak bisa. Dia, di mata hatiku adalah pribadi yg baik, yang begitu mudah disayangi dan sulit dibenci. Aku tak ingin membuang energyku untuk membencinya, hidup ini terlalu singkat untuk ku habiskan dengan membencinya. Dia atau aku berhak bahagia dengan cara kami masing - masing. Karena itu, beginilah caraku bahagia, bahagia dengan menjadi temannya meski dengan perasaan merah jambu yang masih sama banyaknya seperti saat tanggal 27 maret 2012.
Aku menyayangimu dalam diamku, dan aku bahagia, itu saja titik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar