Tiba tiba sore ini jadi kefikiran satu mesjid yang selalu jadi latar hampir setiap cerpen yang aku buat, ya Mesjid Syi'arul Islam, kuningan - Jawa Barat. Mesjid yang punya segunang kenangan spiritualku, baik yang senang maupun yang dramatis berair mata.
Sejuk, ya sejuk adalah atmosphere yang terasa ketika kita berada di dalamnya, entahlah memang selalu begitu perasaanku saat ada disana. Syiarul Islam adalah satu-satunya tempat yang mengenalkan aku akan indahnya islam, nyamannya jilbab, hangatnya ukhuwah dan.....ya merah jambu yang islami. Ya aku tahu aku bukanlah sosok akhwat atau aktivis dakwah yang hanif, yang kemana2 menggunakan jilbab lebar, aku masih begini masih dengan jilbab anehku, hahahaha. Masih dengan jeans bututku, tapi salahkah aku menulis tentang islam dengan hatiku? :) mari bijak.
Ah, sore ini ya sore ini aku jadi sangat merindukan mesjid SI kebanggaan warga Kuningan Jawa Barat yang sekarang sudah jauh lebih megah dibanding dengan saat masa - masa sekolahku dulu.
Aku rindu atmospherenya, aku rindu kajiannya, aku rindu i'tikafnya, aku rindu mabitnya, aku rindu halaqohnya, aku rindu semua tentang SI. Aku masih ingat saat aku dan ikhwan itu mencuri2 pandang saat ia hendak tampil menjadi salah satu pengisi acara di lantai dasar mesjid itu, hahaha kami tahu itu tidak boleh dilakukan, apalagi bagi mereka para aktifis dakwah, tapi entahlah darimana dtangnya keberanian itu, kami saling tatap untuk beberapa detik sebelum akhirnya ia tampil bersama rekan - rekan nasyidnya yang mulai digilai oleh akhwat-akhwat sepotong itu, seperti aku, hahahah.
Ya, saling tahu perasaan masing2, namun kami tahu bahwa ikatan pacaran hanya akan mengotori citra dakwah yang kami junjung saat itu. Karena itu kami hanya berani menunjukan perasaan kami lewat do'a saja, saling membangunkan tahajud satu sama lain, lalu berkirim salam dan merequest nasyid - nasyid yang merepresentasi perasaan kami ke Astia FM, hahahaha, itu mungkin adalah sebuah kesalahan, tapi sepertinya kesalahan manis masa remaja dulu. Ya, siapa sangka sih, aku yang akhwat sepotong dan tidak cantik ini bisa dekat dengan seorang ikhwan sholih, cerdas dan bahkan digilai oleh banyak akhwat lainnya secara diam - diam maupun terang-terangan karena pesona fisiknya yang subhanallah. Entahlah aku tak mengerti apa menariknya aku! Baiklah masa itu sudah lewat, kami terpisah begitu saja, padahal masa - masa kedekatan kami cukup lama, sekitar 4/5tahun, ya kami terpisah saat ia mulai lulus sekolah dan bekerja di luar kota, lalu komunikasi kami tersendat entah karena apa persisnya aku lupa. Lalu aku mulai berubah, juga karena satu dan lain hal yang membuat aku berhenti dari aktifitas itu. Aku kembali akrab dengan jeans dan jilbab modern, dan ia mulai kaget saat kami bertemu lagi, sementara ia, masih dengan ciri khas ikhwannya yang tidak tergerus oleh zaman, ah akhi, semoga kau terus istiqomah yah dengan keimananmu. Walau bagaimanapun jodoh adalah rahasia Nya. Semoga Alloh mencintaimu selalu ya Akhi Al-Banna :D
Sejuk, ya sejuk adalah atmosphere yang terasa ketika kita berada di dalamnya, entahlah memang selalu begitu perasaanku saat ada disana. Syiarul Islam adalah satu-satunya tempat yang mengenalkan aku akan indahnya islam, nyamannya jilbab, hangatnya ukhuwah dan.....ya merah jambu yang islami. Ya aku tahu aku bukanlah sosok akhwat atau aktivis dakwah yang hanif, yang kemana2 menggunakan jilbab lebar, aku masih begini masih dengan jilbab anehku, hahahaha. Masih dengan jeans bututku, tapi salahkah aku menulis tentang islam dengan hatiku? :) mari bijak.
Ah, sore ini ya sore ini aku jadi sangat merindukan mesjid SI kebanggaan warga Kuningan Jawa Barat yang sekarang sudah jauh lebih megah dibanding dengan saat masa - masa sekolahku dulu.
Aku rindu atmospherenya, aku rindu kajiannya, aku rindu i'tikafnya, aku rindu mabitnya, aku rindu halaqohnya, aku rindu semua tentang SI. Aku masih ingat saat aku dan ikhwan itu mencuri2 pandang saat ia hendak tampil menjadi salah satu pengisi acara di lantai dasar mesjid itu, hahaha kami tahu itu tidak boleh dilakukan, apalagi bagi mereka para aktifis dakwah, tapi entahlah darimana dtangnya keberanian itu, kami saling tatap untuk beberapa detik sebelum akhirnya ia tampil bersama rekan - rekan nasyidnya yang mulai digilai oleh akhwat-akhwat sepotong itu, seperti aku, hahahah.
Ya, saling tahu perasaan masing2, namun kami tahu bahwa ikatan pacaran hanya akan mengotori citra dakwah yang kami junjung saat itu. Karena itu kami hanya berani menunjukan perasaan kami lewat do'a saja, saling membangunkan tahajud satu sama lain, lalu berkirim salam dan merequest nasyid - nasyid yang merepresentasi perasaan kami ke Astia FM, hahahaha, itu mungkin adalah sebuah kesalahan, tapi sepertinya kesalahan manis masa remaja dulu. Ya, siapa sangka sih, aku yang akhwat sepotong dan tidak cantik ini bisa dekat dengan seorang ikhwan sholih, cerdas dan bahkan digilai oleh banyak akhwat lainnya secara diam - diam maupun terang-terangan karena pesona fisiknya yang subhanallah. Entahlah aku tak mengerti apa menariknya aku! Baiklah masa itu sudah lewat, kami terpisah begitu saja, padahal masa - masa kedekatan kami cukup lama, sekitar 4/5tahun, ya kami terpisah saat ia mulai lulus sekolah dan bekerja di luar kota, lalu komunikasi kami tersendat entah karena apa persisnya aku lupa. Lalu aku mulai berubah, juga karena satu dan lain hal yang membuat aku berhenti dari aktifitas itu. Aku kembali akrab dengan jeans dan jilbab modern, dan ia mulai kaget saat kami bertemu lagi, sementara ia, masih dengan ciri khas ikhwannya yang tidak tergerus oleh zaman, ah akhi, semoga kau terus istiqomah yah dengan keimananmu. Walau bagaimanapun jodoh adalah rahasia Nya. Semoga Alloh mencintaimu selalu ya Akhi Al-Banna :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar