Jumat, 18 Mei 2012

Lovely Latte (2)

Pagi ini rasanya aku enggan bangkit dari tempat tidurku, seluruh badanku sakit, mataku sembab. Ah, selalu saja begini butuh waktu lama untuk melupakan Ben dan kenangannya juga luka yang ia torehkan, tapi hanya butuh 1 hal kecil saja untuk membuatku mengingatnya kembali dan perasaanku terlukai kembali.
Tok..tok..tok..suara pintu kamarku diketuk, ada suara Mama ku disana.
"Za, bangun dulu sayang, ada temen kamu tuh di bawah" Ujar Mama setengah berteriak, mungkin tamu penting, eh tapi siapa teman yang pagi - pagi begini sudah datang ke rumahku?Rangga?ah iya pasti Rangga, eh tapi kalo itu Rangga, kenapa mama gak sebut nama langsung saja, toh mama kan sudah kenal rangga lama sekali. Ah, hoaammm kantuk masih menggelayuti mataku, badanku masih nyeri, tapi apa boleh buat, aku harus turun melihat siapa yang datang. Akhirnya ku turuni satu persatu anak tangga, Mama mengamatiku dari dapur yang turun dengan piyama bututku dan rambut yang acak - acakan.
"Eh, eh, eh itu anak perawan mau ketemu tamu kok kayak begitu sih?cuci muka dulu atuh, Za" Ucap mama menghampiriku.
Aku cuek saja melenggang sambil mengucek - ngucek mataku yang masih belekan. Mama nampak gemas melihatku dan kemudian menghampiriku sambil mencubit pipiku gemas.
"cuci muka & gosok gigi dulu sana, nyesel loh kamu nanti begitu liat siapa yang datang!" Ucap mama sambil berbisik. Aku menatap mama sebentar, sebelum kemudian aku melenggang kembali ke ruang tamu dan meninggalkan mama yang gemas melihat tingkahku. Hah, buat apa aku rapih - rapih segala, toh paling kalo bukan Rangga yang datang ya Felix, karena kalau sissy biasanya dia langsung naik ke kamarku. Aku terus melenggang ke ruang tamu dengan mata yang masih lengket, begitu aku sampai di ruang tamu, aku melihat sosok lain! Ya dari perawakannya sepertinya itu bukan Rangga atau Felix, ah siapa dia sepertinya aku kenal, mmm Ben?masa sih?laki - laki berpunggung tegap dengan tinggi sekitar 175 ini berdiri membelakangiku menatap ke arah taman aku sungguh - sungguh tidak mengenal siapa pria ini, dan jantungku nyaris copot ketika ia membalikan badannya ke arahku!! DEGH!!!!! Abe, ternyata itu Abe, Abe melihat ke arahku, ya ke arahku yang berpiyama butut, rambut yang terkuncir berantakan dan aaaakkkk jangan - jangan dengan belek yang masih bertengger di pelupuk mataku, aaaaakkk maluuu!!! Abe melempar senyum hangatnya kepadaku sambil perlahan - lahan mendekatiku, aku was - was, takut ia mencium aroma tak enak dariku yang betul - betul baru bangun, ku angkat tangan kananku, memberi isyarat untuk dia menyetop langkahnya agar tak terlalu dekat denganku, Abe nampak bingung.
"Stop be, tunggu dulu disini yah, I'll be back soon" ujarku dengan tangan kiri yang menutup mulutku lalu sejurus kemudian kabur ke kamar mandi dekat dapur, Abe?hah aku tidak tahu bagaimana ekspressinya ketika melihatku bertingkah seperti itu, yang jelas mama ku yang sedari tadi mengamati kami dari dapur tampak mengejeku, samar - samar ku dengar mama mendengus "Syukurin, bandel sih gak mau denger kata mama", aku tidak peduli, ku lihat wajahku dicermin, aaaakk!! berantakan, betul - betul berantakan, aku segera mencuci mukaku dan menggosok gigi, lalu merapikan kunciran rambutku yang tadi mirip orang gila. Ih kok bisa ya aku begitu pede melenggang menemui Abe, grrrrrr mengingatnya saja aku malu. Ah tapi sudahlah Abe sudah menungguku, aku segera bergegas ke ruang tamu lagi, ku tatap mama yang kembali meledek ku, aku memanyunkan bibirku lalu segera menuju ruang tamu.
"hey, be! kenapa - kenapa?Sorry tadi gue, emmm agak aneh, hehehe" Kataku sok polos. Abe menatapku, sambil terkikik pelan, membuatku salah tingkah, ah pipiku panas lagi.
Abe tak juga berhenti tertawa, aku semakin salah tingkah, ku lirik cermin matahari di ruang tamuku, waspada kalau - kalau penampilanku masih sekacau tadi pagi, tapi ah tidak kok, sudah rapi.
"Ih, Abe, lo kenapa sih, ngetawain apa?ada yang salah sama gue?" tanyaku dengan pipi panas.
Abe akhirnya menghentikan tawanya, dan mendekat ke arahku, aku kikuk lagi, ah apa-apaan sih dia ini? Abe menatap mataku lalu bertingkah seolah - olah hendak menyentuh pipiku, padahal ternyata dia mencubit hidungku gemas, lalu tertawa lepas!
"Hahahaha, Loza elo tuh yah aduh, kocak za, hahahah" Abe tertawa begitu lepas, renyah, bahunya berguncang - guncang, aku jadi ikut tertawa juga karena melihatnya tertawa seperti anak - anak. Tapi kemudian tawa kami terhenti saat sissy ternyata sudah berdiri didepan pintu rumahku, ia menatap kami nanar, aku nyaris tersedak mendapati sissy yang bediri dengan pipi yang lebam, matanya sembab, kontan aku langsung menghampirinya, menatapnya sejenak sebelum kemudian memluk sissy erat. Sissy sesenggukan dipelukanku, Abe nampak tak enak, aku membawa Sissy masuk, ku beri ia minum supaya ia tenang.
"Hmm, sorry kalau kalian keberatan, gw bisa pulang kok, kapan - kapan gw main kesini lagi ya Za" Ujar Abe merasa tak enak karena melihat sissy yang tak berkata sepatah katapun semenjak tiba, sissy hanya menangis. "gak, gak apa - apa kok be, gw gak apa kok be. Lo disini aja gak apa - apa" Ujar sissy yang nampak lebih tenang sekarang. "Lo yakin gak apa - apa sy? " tanyaku menegaskan jika tidak apa - apa abe tetap disini, Sissy hanya mengangguk pelan.
"Kenapa lagi sy?Jhon?dia lagi?" tanyaku mencari tahu. Sissy mengangguk cepat sambil menatapku nanar. "Ya Tuhan, kenapa lagi dia?eh wait, bayi lo gak apa - apa kan sy?" tanyaku kemudian, Abe nampak terkejut mendengar pertanyaanku, ya memang Abe belum tahu kalau ternyata sissy si cantik ini sudah menikah dengan pria asal Australia dan saat ini Sissy sedang mengandung 3 bulan. Ceritapun mengalir dari mulut mungil sissy yang kini terluka ujungnya, Jhon sang suami emang berubah menjadi pemabuk dan temprament semenjak sissy dinyatakan mengandung, hal sekecil apapun mampu membuat tempramen nya naik dan melampiaskannya ke sissy dengan memukuli perempuan cantik ini. Namun sissy tidak pernah bisa untuk melawan atau bahkan menghentikan perbuatan Jhon ini, sissy selalu bilang sissy mencintainya sehingga sissy merasa tidak perlu memperkarakan prilaku Jhon ini, sampai saat kemarin setelah kami pulang minum coffe bersama, Jhon mabuk berat di rumah mereka dan saat melihat sissy, Jhon langsung membabi buta memukuli sissy tanpa sissy tahu apa penyebabnya............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar