Kamis, 31 Mei 2012

Flightless Bird

Jadi iya kan bener, pernikahan adalah satu hal yang emang dimimpikan oleh semua orang di dunia ini?! gak kenal kasta, usia, agama atau apapun. Masing - masing individu pasti pengen melegalkan kisah cinta mereka lewat satu gerbang yaitu pernikahan. Mungkin agak dangdut yah kesannya kalo ngedescribe soal yang merah jambu dengan bahasa "kisah cinta" Tapi ya emang sesekali ngedangdut saat nulis perlu juga kali ya biar lebih dapet feelnya, heheheh.

Oia, ini nih kenapa gue jadi nulis tentang pernikahan, jadi ceritanya tuh gw pas lagi nonton film breaking dawn part I itu melting abis pas adegan edward sm Bella lagi pemberkatan, ahhh back soundnya itu loh terus feel "sakral"nya pernikahan juga dapet banget, cakep deh. Tapi tuh gue gatau tu lagu judulnya apa, sampe akhirnya gue lemparlah ke twitter dan ada yang jawab, yeps dosen gue memang yang jawab, dari situ pas gw tau kalo ternyata judulnya "flightless bird" gue langsung download lah tu lagu dan gue puter berulang - ulang termasuk pas lagi nulis ni postingan, hahaha, well tau gak tiap kali denger ini tuh rasanya gue jadi kepengen cepet married, hahahah. Abisan tuh hawanya seneng, bahagia, haru gitu kalo denger ni lagu. yeay!! Mau banget nih gue masukin ni lagu jadi wedding list kawinan gw hihihi. aaaaaaakk calon suami mana calon suami :D

Rabu, 30 Mei 2012

Jika Tak Disini


Aku menatap penuh syukur dan takjub sosok pria yang telah mengucap ijab qabul atasku pagi tadi di depan khalayak ramai. Sosok yang ku kenal sudah bertahun – tahun sebagai kakak tingkatku di kampus, namun selama bertahun – tahun itu ia tidak pernah menyatakan perasaannya padaku. Barulah ketika perkenalan kami menginjak tahun ke lima, ia datang ke rumahku dan meminta izin untuk menikahiku kepada kedua orang tuaku. Aku dan keluargaku tentu kaget bukan main dengan maksud mas Tio, meksi keluargaku juga sudah sempat mengenal Mas Tio sekilas. Tapi kemudian Bapakku yang sudah kadung jatuh cinta kepada sosok Mas Tio yang cerdas dan sederhana mengiyakan lamaran Mas Tio yang dating tanpa membawa seserahan mahal, ya aku masih ingat, Mas Tio hanya membawa sedus kecil cheese cake favouriteku, ya iya memintaku hanya dengan sekardus kecil cheese cake. Tidak, mas Tio bukannya pelit, tapi karena saat itu hanya itu yang bisa ia berikan kepadaku, itupun adalah hasil dari gaji pertamanya. 2bulan kemudian, pernikahanpun rampung disiapkan. Ah ya, tepatnya pagi tadi, Sosok Satyo Saputro itu mengucapkan ijab Kabul dengan lantang tanpa diulang. Sosok yang jadi terlihat begitu tampan di mataku setelah kami syah menjadi suami istri. Saat ini aku sedang menatapnya, menatapnya yang sedang tertidur pulas, mungkin kelelahan setelah resepsi sederhana yang kami gelar seharian ini.
Saar sedang menatapnya lekat – lekat, sosok berkulit putih itu membuka matanya, ah aku kepergok rupanya, ah ya aku malu sekali, karena kami menikah tanpa melewati masa pacaran jadi apapun yang terjadi diantara kami setelah menikah rasanya masih canggung, bahkan ketika pandangan mata tak sengaja beradu saja, kami berdua langsung salah tingkah, malu rasanya.
“Loh, km gak tidur dik?” Tanya mas Tio yang memang selalu memanggilku adik sejak sebelum kami menikah.
“belum mas, aku belum ngantuk. Eh mas kenapa bangun?keganggu yah sama aku?” Tanyaku kemudian.
“hehehe, loh kok keganggu, nggak kok dik, mas Cuma berasa diliatin aja sm bidadari, makanya mas bangun, mau liatin balik bidadarinya, kali aja bisa diajakin pacaran, hahahah” katanya genit mencubit hidungku. Aku?tentu saja pipiku bersemu merah, dan setelah itu, hehehe, tebak sajalah sendiri.
Pagi ini, pagi hari pertama aku bangun dengan status sebagai istri orang. Aku yang masih belum terbiasa mengurusi orang lain, pagi ini dipaksa untuk membiasakan diri mengurusi suamiku sendiri, ya meskipun hari ini ia masih dalam masa cuti di kantornya, tapi paling tidak aku harus menyiapkan sarapannya. Mas tio yang ternyata sudah bangun sedari tadi malah sudah Nampak di dapur rumah Ibuku sedang menyiapkan sarapan. Ah malunya aku, ku hampiri suamiku yang terlihat sedang memanggang roti.
“Aduh, mas. Maafin aku yah, aku udah sett alarm padahal tadi biar bisa bangun duluan siapin sarapanmu” ujarku sambil memluknya dari belakang.
“Gak apa – apa sayang, udah yuk sarapan sama Mas sekarang” Ujarnya sambil membalikkan badan dan menuntunku ke meja makan untuk sarapan dengannya. Satu persatu orang rumah ibu ku berseliweran dan meledeki kami dengan siulan – siulan iseng, tapi kami ya namanya pengantin baru tetap saja asyik sarapan berdua.
“Dik, hari ini mau ikut Mas gak?” Tanya Mas Tio sambil menyuapkan sepotong roti ke mulutku.
“Kemana mas?” Tanya ku dengan mulut penuh dengan roti.
“Kita lihat kontrakan dekat kantor Mas. Gak besar sih, tapi nyamanlah insyaAllah. Kamu gak apa – apakan kita ngontrak dulu sampai tabunganku nanti cukup untuk beli rumah?” Tanya Mas Tio, belum sempat ku jawab, rupanya ibuku yang sedari tadi mengamati kami menimpali ucapan Mas Tio.
“Loh, Rani itu kan anak bungsu disini, jadi ndak perlu lah kalau harus ninggalin rumah ini dan pindah ke tempat kontrakan yang ndak sebagus rumah ini lah, yo” ucap ibu yang kemudian membuat aku dan Mas Tio agak kaget. Mas Tio buru – buru membersihkan mulutnya dan minum.
“Emm,, maaf sebelumnya Bu, tapi ini biar saya dan Rani jadi ndak harus tinggal terpisah saja bu, lagi pula kontrakannya dekat kok dengan kantor saya, gak lebih bagus memang dari rumah ini, tapi InsyaAllah nyaman buat kami berdua bu.” Ujar Mas Tio hati – hati namun sopan. Ibu, meski terlihat tidak rela tetap diam dan malah menatapku.
“Bu, tenang aja, kalau pun Rani udah gak tinggal disini lagi pu, Rani akan tetap sering – sering main ke rumah Ibu, nginep disini. Rani kan tetap anak Ibu juga, hehehe” Ujarku sambil menghambur memeluk Ibuku.
Akhirnya siang itu aku memutuskan untuk pergi bersama suamiku melihat kontrakan yang ia maksud.
Rumah petak rupanya, sebuah rumah kecil yang bahkan antara dapur dan ruang tamu saja tak bersekat, hanya ada satu kamar mandi dan satu kamar tidur. Tak ada AC atau barang mewah lainnya. Ya semua Nampak begitu sederhana tapi aku merasa nyaman – nyaman saja. Akupun langsung mengiyakan kepada Mas Tio bahwa aku bersedia untuk tinggal dengannya disini. Setelah puas melihat – lihat rumah yang akan kami tinggali nanti, ia bertanya padaku, “Jadi, istriku yang cantik, mau kemana sekarang?” aku, tentu saja tak kehilangan akal, ya aku ingin masa – masa kita bisa berdua ya harus dimanfaatkan untuk pergi kemana saja berdua, dan melakukan hal – hal yang selalu ingin ku lakukan dengan pasanganku yang dulu masih sebatas angan. Oia aku ingat akan satu hal yang paling ingin aku lakukan sejak dulu dengan suamiku.
“Ke mall yuk mas, ke toko buku, kita gandengan tangan sepanjang jalan, udah halal ini kan?!” ujarku menggebu – gebu. Mas Tio hanya tertawa – tawa kecil sambil keheranan.
“Loh, kenapa mesti ke toko buku coba?kenapa gak nonton aja yuk?terus kalo soal gandengan mah, gak kamu minta juga, aku pasti gandeng istriku terusku” Ucapnya smbil tersenyum dan membuatnya semakin lucu karena matanya bergaris saat ia tersenyum.
“Gak! Nanti aja nontonnya, sekarang aku maunya itu, ke toko buku, beli beberapa buku atau Cuma baca aja, terus kita gandengan sepanjang jalan, yeay!” ujarku sambil tersenyum lebar.
“Sayang, emangnya kenapa sih?kok kamu ngotot banget pengen kyk begitu?tell me why, dear” Tanya Mas tio yang masih penasaran.
“hmm, Mas Mau tau aja apa mau tau banget?” tanyaku mengerjainya
“Idih, apaan sih kamu kok kepo?” balasnya membuatku mati kutu, ya niatku mengerjainya malah aku yang kena, hahahah, ah ya Mas Tio memang begitu dalam kalemnya dia, ada sosok lucu disana.
“hahaha, iyadeh pinter sekarang becanda alaynya, hahaha, hmmm aku tuh dari dulu sebelum nikah, tiap kali ke toko buku aku selalu iri ngeliat suami istri muda kyk kita jalan di mall atau toko buku sambil pegangan tangan gitu, ihh aku ngiri banget!! Makanya aku sumpah serapah dalam hati, kalo nanti udah nikah aku mau kyk gitu sama suami aku.” Ujarku polos.
Mas Tio tersenyum penuh makna kepadaku, lalu mencium keningku.
“yaudah yuk jalan, hayuk, mau ke toko buku yang mana, my queen?” Tanya nya sambil menggamit lenganku. Akhirnya kami sepakat untuk pergi ke gramedia di salah satu mall besar di Jakarta, aku memintanya untuk naik busway saja, dan iapun setuju. Dan tahukah?selama perjalanan menuju gramedia itu, tak sedetikpun Mas Tio melepaskan genggamannya di tanganku. Semakin banyak tatapan mata yang menatap kami, akan semakin erat ia menggenggam tanganku. Ah, Tio suamiku. Kami terus bergenggaman tangan sambil melihat – lihat buku disana, tangannya berganti – ganti menggenggamku dengan buku, tapi tidak ia lepaskan hanya berganti – ganti saja. Dan aku bahagia. Puas berkeliling di toko buku itu, Mas Tio mengajakku makan.
“Mau makan apa sayang?eh ke foodcourt situ yuk, dik. Mie tariknya enak loh” katanya dengan expressi yang lucu.
“ih, gak mau, aku mau makan cheese cake aja mas.” Ujarku manja.
“Loh, mana kenyang sayang makan cheese kok doank sih, gini aja, kita ke foodcourt, aku pesen mie tarik, terus nanti aku pesenin kamu juga cheese cake, nanti kita makan di foodcourtnya yah.” Jawab Mas Tio mengajakku ke foodcourt. Meski agak malas, aku menurut saja padanya.
Kami duduk di foodcourt, dan pesanan mie tarik mas tio pun sudah tiba, tapi sepertinya ia lupa, sampai – sampai ia tidak juga memesankan cheese cake untukku. Aku manyun terus selama menemaninya makan, sampai saat di suapan ke 2 ia teringat.
“Astagfirullah, sayang. Aku lupa, kamu mau cheese cake yah? Kamu laper banget gak syang?” Tanya Mas tio
“yaudahlah Mas makan dulu aja, aku gak apa – apa” ujarku dengan wajah BT.
“Aduh sayang, maaf ya akunya lapar banget ini, oh iya gini aja sebelum aku beliin cheese cakenya, kamu makan mie aja yah ni sama aku berdua sayang” Ujar Mas Tio mencoba bergurau denganku. Aku yang saat itu sedang terlampau badmood tidak mau tahu dengan alasannya.
“Tauk ah, mas nih gimana sih orang istrinya lagi laper juga! Eh masnya malah enak – enakan duluan makan.” Ujarku mendengus kesal.
“Iya sayang maaf, aku laper banget soalnya, tadi aku sarapan kan sedikit, hmmm yaudah – yaudah ini aku cari cheese cake dulu ya, hmm dimana ya yang jual cheese cake di mall ini, yaudah ni kamu makan mie ku dulu aja biar gak kelaparan yah” Ujarnya sambil beranjak meninggalkanku dan mienya yang masih belum habis seperempatnya pun. Pelan – pelan ku lihat punggung tegap berkaos biru langit itu menghilang dari pandanganku.
30menit berlalu, sosok Mas Tio belum juga muncul juga, aku gelisah, yang aku fikirkan pertama kali adalah ya kemana Mas Tio?aku sudah lapar sekali, ku kirim bbm padanya.
“Mas, kok lama sih?beli cheese cakenya ke hongkong yah?”
Tapi tak juga ada balasan, berkali – kali ku PING!!! Pun tidak dibaca sama sekali. Ah baiklah ku putuskan untuk menelponnya setaelah pada menit ke 60 Mas Tio tidak muncul dihadapanku, ya rasanya amarahku sudah sampai ke ubun – ubun, kata makian sudah siap ku semburkan pada suamiku nanti ditelpon. Telponnya diangkat..
“Hallo, Mas. Ihh dimana sih?beli cheese cakenya ke hongkong yah? Sejam donk masa beli cheese cake aja!” Ujarku menggebu – gebu, tapi kemudian terdengar suara yang begitu gaduh disana,
“Maaf Mba, ini Mba istrinya yang punya HP yah?ini kebetulan yang punya HP lagi di UGD sedang dilakukan operasi karena tadi jantungnya ditusuk sama pencopet didekat toko cake disebelah ATM itu” Ujar seseorang disebrang telpon sana. DEGH!!! Aku lemas seketika, tapi untunglah aku tidak kehilangan keseimbangan, segera ku Tanya dimana Mas Tioku. Tanpa fikir panjang lagi segera ku hubungi kerabat kami untuk segera dating ke RS tempat Mas Tio berada. Aku hancur, tapi tak sedikitpun air mataku keluar selama dalam perjalanan ke RS, aku masih bingung dengan apa yang terjadi. Sesampainya disana, ku lihat beberapa orang yang tak ku kenal didepan UGD, seorang bapak paruh baya memegangi HP Mas Tio dan menghampiriku. Seolah mengerti bahwa aku istri Mas Tio, dia menepuk bahuku.
“Mba sing sabar ya, si Ma situ orang baik, Mba yang kuat.” Ujarnya dengan mata berkaca – kaca. Aku bingung bukan main.
“Pak ini ada apa sebenarnya?mana Mas Tio?mana?mana suami saya?” Tanya ku dengan air mata yang mulai meleleh. Ah ya mas Tio, mana Mas Tioku?
“Mana?mana Mas tioku?mana?” tanyaku dengan setengah berteriak, lalu seorang ibu dan anak perempuan kecilnya menghampiriku dengan berurai air mata.
“Mba, saya ingin berterimakasih sebelumnya, karena Suami Mba tadi sudah menolong saya dari upaya pencopetan didekat ATM, Ma situ yang menolong saya saat dia baru saja keluar dari toko kue dekat ATM itu, kejadiannya begitu cepat, Suami mba mencoba menghajar pencopet itu namun ternyata pencopet itu membawa pisau lipat yang akhirnya ditusukan ke tepat di dada kiri suami mba” ucap perempuan itu dengan suara begetar, aku?tentu saja seperti disambar petir disiang bolong, mendengar itu semua itu, ku arahkan pandangaku kea rah gadis kecil disamping ibu itu yang sedang asyik menikmati cheese cake kecil ditangannya, aku langsung merebut cheese cake itu dan tangiskupun pecah sekeras – kerasnya, lalu ku buang cheese cake itu ke lantai hingga berhamburan, gadis kecil itu menangis, aku tak peduli, yang ku pedulikan hanya suamiku, Mas Tioku. Aku membenci cheese cake, ya karena cheese cake Mas tio jadi harus mengalami semua ini, andai saja aku tadi tidak memintanya untuk membelikan cheese cake untukku, pasti keadaannya tidak begini. Lampu operasi pun padam, satu persatu orang – orang berseragam hijau itu keluar kamar operasi, aku segera berlari menghambur kea rah mereka.
“Dokter, bagaimana?bagaimana suami saya? Bagaimana Mas Tio?” Tanya ku dengan air mata yang deras turun. Dokter menatapku sebentar dan mengela nafas, lalu sambil membuka maskernya, iapun angkat bicara.
“maafkan kami Mba, kami sudah berusaha keras, tapi rupanya nyawa suami mba tidak dapat terselamatkan.” Ujarnya membuat pertahananku hancur, ia apa ini apa?kabar apa ini?aku seketika pingsan.
!5 menit aku tak sadarkan diri, ku buka mataku dan sudah banyak keluargaku dan mas tio yang dating, aku beranjak bangun mempertanyakan Mas Tioku.
“Ran, mau kemana kamu?”Tanya Bapak padaku saat melihatku beranjak dari tempat tidur rumah sakit.
“Aku mau cari Mas Tio, mau bangunin Mas Tio, dia belum makan, tadi baru makan mie sedikit, kasian dia.” Ujarku masih dengan air mata berlinang.
“Ran, sadar, nduk. Tio mu itu sudah tidak ada sekarang.” Ujar Ayah mertuaku.
Ku tatap wajah ayah mertuaku, tangisku pecah lagi semakin keras, aku berlari ke ruang UGD, tapi kemudain dihalangi oleh beberapa keluargaku.
“Ran, sabar. Saat ini jenazah Tio sedang diurus pemulangannya ke rumah, kamu pulihkan dulu kondisimu.” Ujar Bapakku kali ini.
Aku tidak bisa melawan tubuhku yang kembali lunglai menyadari bahwa MAs tioku kini sudah dipangkuan Yang Esa. “Tapi Mas Tio belum makan banyak tadi, pak, bu” gumamku selama dalam perjalanan pulang, atas permintaanku, ditengah jalan akhirnya aku ikut menumpang mobil ambulance dan duduk disamping jenazah suamiku, Mas Tioku yang gagah.
“Mas, maafin aku, ayo bangun, kita makan mie tarik lagi, sekarang aku gak akan minta mas belikan aku cheese cake lagi, nggak mas, kita makan mie tarik aja yah, ayo mas bangun makanya.” Ujarku dengan air mata yang terus berlinang, tapi sosok mas Tio yang kini sudah sangat pucat ini pun tak bergeming sedikitpun, hingga aku terus menggoyang – goyangkan badannya berharap ia terbangun dan hanya bergurau dengaku untuk pura – pura mati. Tapi ternyata aku salah, ya Mas Tioku yang tampan, yang gagah yang baru menikahiku 2 hari ini kini sudah terbujur kaku kembali ke Pemiliknya yang sesungguhnya. Bertahun – tahun aku mengenalnya, Tuhan hanya mengizinkan aku memilikinya 2 hari saja. Sungguh Tuhan lebih mencintainya dibanding aku yang baru 2 hari menjadi istrinya. Ya selamat jalan suamiku, Mas Tioku sayang, smoga kau ditempatkan ditempat yang layak disisi-Nya.
Aku Rani Anindya Saputro akan tetap mencintaimu dengan setulus hatiku seumur hidupku dan tetap hidup sebagai istrimu hingga waktunya aku menyusulmu, ya, jika tak disini, maka di akhirat nantilah kita akan bersama, selamanya Mas Tioku sayang.

Rabu, 23 Mei 2012

LadieSoul

Outfit by LadieSoul

Maaf dan Terimakasih WD

Aku tercenung selama dalam perjalanan pulang dari kampus, merenungi apa yang telah aku lakukan pada WD, pria baik itu. Ah entahlah semua karena ketakutanku padanya, tak perlu ku jelaskan lagi kenapa aku takut padanya. Tidak, tidak bukan karena wajahnya yang memang nampak arrogant, tidak ada yang salah dengan wajah atau fisiknya, bahkan beberapa temanku menilai WB tampan, ya memang, hanya saja aku takut padanya. Entah darimana rasa takut itu berasal, yang jelas aku betul - betul tidak nyaman berada disampingnya. Baiklah, rasa bersalahku bermula ketika aku risih dengan intensitas perhatiannya padaku dan caranya mendekatiku yang terlalu terkesan memaksakan. Lalu sampailah aku pada keputsan untuk mendelete pinnya dan memblock twitternya, aku terganggu ya terganggu dengan isi twitternya dan ya semuanya. lalu WD tidak terima dan mencoba menghubungiku kembali di jam makan siang kemarin, aku yang sudah jengah, mencoba menata kata - kata agar ia tak tersakiti, mencoba sesopan mungkin memintanya untuk menjauhiku dan tidak mengusikku lagi, dan iapun meskipun tetap tak trima akhirnya mengiyakan. Sampai disitu aku baik - baik saja. Namun saat sepulang kantor aku kuliah, Naya temanku yang juga teman WD dan menjadi jembatan kami berkenalan pun mengirimi aku BBM, sebucket bunga cantik yang katanya ingin WD berikan kepadaku..
Dengan quote : "Ini buat Lea, gue gak pernah sesayang ini sama cewek"

Ah, ya ini yang membuatku berada pada keadaan merasa bersalah padanya, ya maafkan aku WD, aku tak cukup cerdas menerima perhatian dan kebaikanmu, ya mungkin aku bukan orang yang tepat untukmu. WD, kau baik kau tulus, aku yakin di luar sana ada banyak perempuan yang bisa menerimamu lebih baik dari aku, dan lebih pantas kau sayangi. Terimakasih WD..

Selasa, 22 Mei 2012

This is 'bout my BIG dream

Ku lihat profile picture BBM teman kampusku, dina. Ah segerombol anak - anak kecil bermata sipit dengan topi khas koki dan celemek putih membungkus mereka, ya dina memang bekerja di salah satu pre-school di jakarta. Aku iri padanya, karena being a pre-school teacher is my BIG dream! I love kid so much, ya itu ajasih. Aku memang sejak dulu begitu menyukai anak - anak kecil, sepupu dan keponakan - keponakan kecilku pun memang selalu lengket padaku. Apa yah, menurut ku anak kecil itu sumber energy potensial bagiku, karena tiap - tiap mereka berpotensi menjadi penghilang jenuh dan pembakar semangat saat lelah menghantui. Celotehan mereka yng khas, senyum mereka, suara lari - lari kecil kaki mereka, ah semuanya terasa begitu mudah untuk dicintai Dulu saat aku masih SMA, sepulang sekolah kira - kira ba'da ashar, aku kerap kali membantu ustadz setempat mengisi pengajian di mesjid dekat rumahku, biasanya kelas yang ku handle adalah anak - anak kecil atau anak - anak SD yang masih di bawah kelas 4. Aku senang, karena seketika lelahku setalh beraktifitas seharian di sekolah, hilang! terganti dengan perasaan lega karena melihat tingkah laku bibit bangsa yang semua cerdas! Anak - anak itu sejatinya memang dilahirkan dengan berjuta potensi, tinggal kitalah sebagai orang dewasa yang punya andil untuk mengarahkan mereka akan jadi apa kelak.
Ah ya, menjadi guru TK atau pre-school atau SD sekalipun memang menjadi mimpi terbesarku yang saat ini nampak begitu terlihat tidak mungkin, kenapa?mengingat pekerjaanku yang sekarang, hehehe sebagai purchasing di sebuah perusahaan IT distributor dan pendidikan yang sedang ku tempuh sekarang, jurusan Public Relation, ah tidak ada bau - baunya pendidikan kan? Tapi entahlah, tidak pernah ada yang tahu kan kemana arah takdir membawa kita pada kenyataan. Aku pun tidak ingin mendahului takdir Tuhanku yang Maha Mengetahui apa - apa yang terbaik bagi ku. Pun jika impian menjadi guru pre-school tidak bisa tercapai, maka paassion mengajarku akan aku gunakan untuk mendidik anak - anaku saja kelak, karena sejatinya tugas seorang ibu itu kan memang mendidik, tidak kesamapaian mendidik anak orang lain, ya tinggal didik anak sendiri saja, sebaik mungkin, yeay!

Mata Beringin itu..

Aku..
Mengagumimu diam - diam. Berbincang denganmu merupakan hal mewah bagiku. Senyum itu, ya senyum yang selalu kau lukis tipis saat mata kita tak sengaja beradu, mampu membuatku tetap cengar cengir sendiri meski kau sudah berlalu. Teduh, ya sorot matamu itu tajam tapi meneduhkan, Hey! kenapa? ya kenapa kau begitu mudah untuk dicintai? Aku yakin, aku bukan satu - satunya wanita yang langsung jatuh hati saat melihat teduh wajahmu dan santun gayamu. Ah, ya aku juga sudah dengar dari kawanmu, bahwa bukan satu atau dua wanita yang tak segan menyatakan cintanya padamu, tapi tentu saja kesetiaanmu pada, ya wanita yang telah kau janjikan untuk kau temani dunia akhirat mengalahkan egomu untuk mencari cinta lain yang lebih berwarna.
Kau, ya kau mata bringin, seandainya jiwa manusiamu lebih dominan didirimu daripada jiwa malaikatmu, maka aku yakin, bukan hal yang sulit untuk mencurangi wanitamu. Tapi, tentu saja kau tak lakukan itu. Ah, mata beringin, tahu kah kau? kesetiaanmu terhadap wanitamu membuat aku semakin mengagumimu dalam diam. Seandainya Tuhan menduplikatkan dirimu, maka aku tak menolak jika sosok itu dihadirkan ke duniaku dan ditakdirkan untuk mengisi hari - hariku, tentu saja dengan status yang berbeda denganmu. Ah, kau tahu mata beringin, tidak ada yang lebih menyenangkan bagiku selain memergokimu shalat dengan khusu ditempat yang jauh dari keramaian. Tawadhumu membuat semua pada dirimu terlihat nyaris sempurna dan membuat aku kesulitan mencari alasan untuk tidak mengagumimu. Aku masih ingat saat aku memergokimu larut dalam bacaan shalatmu, wajahmu begitu sejuk, tenang dan sangat menikmati obrolanmu dengan - Nya. Katakan padaku mata beringin, salahkah aku?ya salahkah aku yang mengagumi sosok insan yang begitu mencintai Tuhannya??kau mata beringin, ya kau! kau adalah satu - satunya pria berjanggut tipis dengan kecerdasan emosi & spiritual  yang membuatku dan mungkin berpuluh - puluh wanita diluaran sana tak hentinya memuji Tuhan kami atas masterpiece -Nya begitu indah dan nyaris sempuna ini. Lalu apakah nama perasaan ini? cintakah? hmm tidak kurasa! ya kurasa ini bukan cinta, meski aku mengaguminya sejak lama. Tapi akan terlalu terburu - buru jika ku simpulkan ini cinta. Aku hanya mengaguminya sebagai sosok yang ya memang layak untuk dikagumi. Ah, iya aku suka tawanya, aku suka caranya tersenyum, berjalan dan saat ia mengiyakan kata - kataku dengan berkata "yoi", kau lucu mata beringin saat berkata seperti itu, hehehhe. Ah ya mata beringin kau adalah sosok yang membuatku tak henti mengeja kata"cerdas".

Senin, 21 Mei 2012

Ah, entahlah, gw gak ngerti esensi dari para twitter user yang hobby secara tersurat menunjukan aktifitas ibadahnya lewat twitt mereka. Atau secara tersirat, tapi dengan redaksi yang dibuat - buat, jadi pas baca juga, hmmm personally gw sih agak gimana gitu yak, boro - boro gitu gw jadi simpati sama yang bikin twitt itu, jatohnya tuh gw malah jadi ilfeel. KYAAAA!! Ya tapi sih sebenernya gw gaboleh juga sih kyk gitu, isi hati kepala dan hati orang kan gak ada yang tau, mungkin aja kan yah, mungkin gitu orang yang suka ngetwitt tentang aktifitas ibadahnya itu ya niatnya buat dakwah, bukan buat riya' atau cari perhatian gebetan gitu!! Who know sih, ya kan? Kalo sampe gw punya gebetan yang hobbynya kyk gitu, udah gw tinggalin langsung,,layu sebelum berkembang dah tu perasaan. Bomat deh, yang pasti gw itu maunya sama orang yang kesholihannya itu bisa gw liat sendiri pake mata kepala dan dirasain dari hati, bukan yang malah lewat tulisan dengan maksud biar gw simpati gitu. Hmmm, bedalah ya, ya semakin banyak ketemu orang, gw jadi makin bisa belajar membaca, mana yang beneran tulus, mana yang emang cuma pengen dinilai baik aja, ya bahasa marcom nya sih brand image gitu. Karena gini yah, sejatinya sholih atau sholihah itu tercermin dari kehidupan sehari - hari, gak bisa cuma dilihat dari twitt - twittnya yang sok religious, nggak ! Kalo toh ternyata gebetan gw belom sholih, terus dia pengen deketin gw, ya sholihin diri aja kali diem - diem dengan cara yang Allah suka, jangan umbar - umbar gak jelas di twitter gt. Gw, personally gak anti sama yang ngerokok, silahkan aja, asal jangan ngerokok depan muka gw persis aja, paru - paru, paru - paru dia kok, kalo dia juga sayang sama kesehatannya, gaperlu gw paksa juga dia akan berhenti sendiri. Sejatinya cinta atau hubungan merah jambu itu berawal dan berjalan dengan satu alasan "KENYAMANAN" klo ternyata tu cwok bikin gw nyaman, meskipun ngerokok, ya gw sih gpp, akan tiba masanya kok dia lelah menghirup nikotin dan berhenti lalu lebih menghargai hidupnya dengan berhenti menghirup asap jahat itu. Tapi ya memang lelaki yang tidak merokok itu JAUH LEBIH KECE dimata gw. Eh, wait, blur banget sih nih bahasan gw, ahahha. Bomat deh yang penting nulis, biar gak jenuh aja.


Minggu, 20 Mei 2012

Lalu disenja yang entah jingga atau tidak, aku mulai menekan tuts- tuts keyboardku dengan perasaan...ah entahlah apa nama perasaan ini, yang jelas aku nyaman begini. Menulis dengan mendengarkan lagu - lagu jazz ringan favourite ku, liriknya simple tapi meaningfull, gak cengeng - cengeng lebay. Isinya menyiratkan orang yang sedang jatuh cinta atau yang sedang sayang - sayangnya dengan pacarnya. Ah, lalu mengapa aku menyukainya, lagu - lagu bersemu merah muda yang begitu manis? sementara aku sendiri tidak sedang menenggelamkan hatiku ke dalam kubangan merah muda. Hehehe iya karena, ya sudah sering ku tulis di tiap - tiap postinganku, AJ, ah karenanya kini semuanya menjadi merah pekat kehitaman, entahlah mungkin karena bercampur dengan pahit yang ku enyam selama mencintainya :') Ah ya cinta memang selalu begitu kan, mampu mengubah dengan cepat warna hati, dari yang semula merah jambu manis, menjadi merah pekat kehitaman. Hehehe..

Well, Sore ini asyik banget masaaa...soalnya gw nemu beberapa lagunya Adhitia Sofyan, penyanyi favorite gw, aaaakkkk dia tuh yah, udah setelannya type gw banget, eh main gitarnya apik banget, truz suaranya, aaaaakkkk..lirik setiap lagunya juga manis - manis banget, rasanya gw jadi pengen senyum - senyum terus tauk gak kalo dengerin lagu - lagunya. Mendadak GR gitu seakan - akan adhit nyanyiin itu buat gw, padahal mah doi kenal gw jg kaga, udah gt doi udah punya istri lagi, hahahha.ah iya gw pengen cari cwok kayak adhittttt....manis, gentle, aaaaakkk..

Sore cantik ini terlalu sayang untuk dihabiskan dengan memaki, menyesali dan membenci orang - orang yang memang layak dibenci, hehhe, adhit udah bikin lagu begitu manis untuk didengar sama orang - orang kek gw yang perlu dibuat tersenyum dan berhenti membenci :)
At this point, gw baru ngerasain indahnya jadi single tuh gini yah... :')
Ah, gue suka gue yang sekarang, bebas dari belenggu cinta yang cuma nyakitin gue doank...gue juga jadi punya banyak temen yang secara gak langsung bisa menghibur gw, ngajarin gw banyak hal tentang hidup dengan cara yang menyenangkan..sampe gw bisa belajar ngelupain AJ, yeay!! tapi gw belom kefikiran sedikitpun buat nyari pacar lagi, yang dateng menawarkan hatinya bukan gak ada, tapi gwnya ngerasa belom sreg aja, gw gamau jalanin hubungan yang gak didasari perasaan sayang yang kuat dari dua belah pihak, hehhe.

Aku...
Bukan tak tahu bahwa meragu pada -Mu adalah rancu, Ya bagaimana mungkin aku meragu pada Dzat yang punya kehendak penuh pada apapun yang terjadi atas diriku dan seluruh alam semesta ini.
Tapi pada kenyataannya, imanku tak sekokoh apapun benda terkokoh di dunia ini. Ya kenyataannya aku terlalu takut dan sering kali ragu pada -Mu, sementara aku tahu persis Kau sebeneranya tidak pernah mengecewakan aku sedikitpun. Ampuni Rabbi, ampuni..

Jumat, 18 Mei 2012

Lovely Latte (2)

Pagi ini rasanya aku enggan bangkit dari tempat tidurku, seluruh badanku sakit, mataku sembab. Ah, selalu saja begini butuh waktu lama untuk melupakan Ben dan kenangannya juga luka yang ia torehkan, tapi hanya butuh 1 hal kecil saja untuk membuatku mengingatnya kembali dan perasaanku terlukai kembali.
Tok..tok..tok..suara pintu kamarku diketuk, ada suara Mama ku disana.
"Za, bangun dulu sayang, ada temen kamu tuh di bawah" Ujar Mama setengah berteriak, mungkin tamu penting, eh tapi siapa teman yang pagi - pagi begini sudah datang ke rumahku?Rangga?ah iya pasti Rangga, eh tapi kalo itu Rangga, kenapa mama gak sebut nama langsung saja, toh mama kan sudah kenal rangga lama sekali. Ah, hoaammm kantuk masih menggelayuti mataku, badanku masih nyeri, tapi apa boleh buat, aku harus turun melihat siapa yang datang. Akhirnya ku turuni satu persatu anak tangga, Mama mengamatiku dari dapur yang turun dengan piyama bututku dan rambut yang acak - acakan.
"Eh, eh, eh itu anak perawan mau ketemu tamu kok kayak begitu sih?cuci muka dulu atuh, Za" Ucap mama menghampiriku.
Aku cuek saja melenggang sambil mengucek - ngucek mataku yang masih belekan. Mama nampak gemas melihatku dan kemudian menghampiriku sambil mencubit pipiku gemas.
"cuci muka & gosok gigi dulu sana, nyesel loh kamu nanti begitu liat siapa yang datang!" Ucap mama sambil berbisik. Aku menatap mama sebentar, sebelum kemudian aku melenggang kembali ke ruang tamu dan meninggalkan mama yang gemas melihat tingkahku. Hah, buat apa aku rapih - rapih segala, toh paling kalo bukan Rangga yang datang ya Felix, karena kalau sissy biasanya dia langsung naik ke kamarku. Aku terus melenggang ke ruang tamu dengan mata yang masih lengket, begitu aku sampai di ruang tamu, aku melihat sosok lain! Ya dari perawakannya sepertinya itu bukan Rangga atau Felix, ah siapa dia sepertinya aku kenal, mmm Ben?masa sih?laki - laki berpunggung tegap dengan tinggi sekitar 175 ini berdiri membelakangiku menatap ke arah taman aku sungguh - sungguh tidak mengenal siapa pria ini, dan jantungku nyaris copot ketika ia membalikan badannya ke arahku!! DEGH!!!!! Abe, ternyata itu Abe, Abe melihat ke arahku, ya ke arahku yang berpiyama butut, rambut yang terkuncir berantakan dan aaaakkkk jangan - jangan dengan belek yang masih bertengger di pelupuk mataku, aaaaakkk maluuu!!! Abe melempar senyum hangatnya kepadaku sambil perlahan - lahan mendekatiku, aku was - was, takut ia mencium aroma tak enak dariku yang betul - betul baru bangun, ku angkat tangan kananku, memberi isyarat untuk dia menyetop langkahnya agar tak terlalu dekat denganku, Abe nampak bingung.
"Stop be, tunggu dulu disini yah, I'll be back soon" ujarku dengan tangan kiri yang menutup mulutku lalu sejurus kemudian kabur ke kamar mandi dekat dapur, Abe?hah aku tidak tahu bagaimana ekspressinya ketika melihatku bertingkah seperti itu, yang jelas mama ku yang sedari tadi mengamati kami dari dapur tampak mengejeku, samar - samar ku dengar mama mendengus "Syukurin, bandel sih gak mau denger kata mama", aku tidak peduli, ku lihat wajahku dicermin, aaaakk!! berantakan, betul - betul berantakan, aku segera mencuci mukaku dan menggosok gigi, lalu merapikan kunciran rambutku yang tadi mirip orang gila. Ih kok bisa ya aku begitu pede melenggang menemui Abe, grrrrrr mengingatnya saja aku malu. Ah tapi sudahlah Abe sudah menungguku, aku segera bergegas ke ruang tamu lagi, ku tatap mama yang kembali meledek ku, aku memanyunkan bibirku lalu segera menuju ruang tamu.
"hey, be! kenapa - kenapa?Sorry tadi gue, emmm agak aneh, hehehe" Kataku sok polos. Abe menatapku, sambil terkikik pelan, membuatku salah tingkah, ah pipiku panas lagi.
Abe tak juga berhenti tertawa, aku semakin salah tingkah, ku lirik cermin matahari di ruang tamuku, waspada kalau - kalau penampilanku masih sekacau tadi pagi, tapi ah tidak kok, sudah rapi.
"Ih, Abe, lo kenapa sih, ngetawain apa?ada yang salah sama gue?" tanyaku dengan pipi panas.
Abe akhirnya menghentikan tawanya, dan mendekat ke arahku, aku kikuk lagi, ah apa-apaan sih dia ini? Abe menatap mataku lalu bertingkah seolah - olah hendak menyentuh pipiku, padahal ternyata dia mencubit hidungku gemas, lalu tertawa lepas!
"Hahahaha, Loza elo tuh yah aduh, kocak za, hahahah" Abe tertawa begitu lepas, renyah, bahunya berguncang - guncang, aku jadi ikut tertawa juga karena melihatnya tertawa seperti anak - anak. Tapi kemudian tawa kami terhenti saat sissy ternyata sudah berdiri didepan pintu rumahku, ia menatap kami nanar, aku nyaris tersedak mendapati sissy yang bediri dengan pipi yang lebam, matanya sembab, kontan aku langsung menghampirinya, menatapnya sejenak sebelum kemudian memluk sissy erat. Sissy sesenggukan dipelukanku, Abe nampak tak enak, aku membawa Sissy masuk, ku beri ia minum supaya ia tenang.
"Hmm, sorry kalau kalian keberatan, gw bisa pulang kok, kapan - kapan gw main kesini lagi ya Za" Ujar Abe merasa tak enak karena melihat sissy yang tak berkata sepatah katapun semenjak tiba, sissy hanya menangis. "gak, gak apa - apa kok be, gw gak apa kok be. Lo disini aja gak apa - apa" Ujar sissy yang nampak lebih tenang sekarang. "Lo yakin gak apa - apa sy? " tanyaku menegaskan jika tidak apa - apa abe tetap disini, Sissy hanya mengangguk pelan.
"Kenapa lagi sy?Jhon?dia lagi?" tanyaku mencari tahu. Sissy mengangguk cepat sambil menatapku nanar. "Ya Tuhan, kenapa lagi dia?eh wait, bayi lo gak apa - apa kan sy?" tanyaku kemudian, Abe nampak terkejut mendengar pertanyaanku, ya memang Abe belum tahu kalau ternyata sissy si cantik ini sudah menikah dengan pria asal Australia dan saat ini Sissy sedang mengandung 3 bulan. Ceritapun mengalir dari mulut mungil sissy yang kini terluka ujungnya, Jhon sang suami emang berubah menjadi pemabuk dan temprament semenjak sissy dinyatakan mengandung, hal sekecil apapun mampu membuat tempramen nya naik dan melampiaskannya ke sissy dengan memukuli perempuan cantik ini. Namun sissy tidak pernah bisa untuk melawan atau bahkan menghentikan perbuatan Jhon ini, sissy selalu bilang sissy mencintainya sehingga sissy merasa tidak perlu memperkarakan prilaku Jhon ini, sampai saat kemarin setelah kami pulang minum coffe bersama, Jhon mabuk berat di rumah mereka dan saat melihat sissy, Jhon langsung membabi buta memukuli sissy tanpa sissy tahu apa penyebabnya............

Kamis, 17 Mei 2012

Dedicated to My Best Adi Rahman


Entah tanggal berapa, dan sudah berapa lama kami berteman, hmmm hitungan tahunlah pastinya.
Adi Rahman, ya sesosok pria, ah bukan, belum jadi pria sepertinya. Ya Adi Rahman sesosok cowok manis yang punya sisi menarik tersendiri itu menarik perhatianku saat kami berada dalam satu event di kota kembang kurang lebih 3 atau 4 tahun yang lalu. Wajah imutnya yang sekilas terlihat seperti Bondan Prakoso itu dibalut dengan Seragam putih abu, jas dan topi hitam – kalau aku tidak salah- menjadi cirri khasnya selama event itu berlangsung. Aku selalu berdiri di stand unilever yang sekolahku dirikan di event itu, persis di depan stand milik sekolah Adi. Kami saling melirik, meski tak satupun yang mau memulai menyapa atau sekedar berkenalan pada awalnya. 2hari berlangsung sama saja, saling lirik dan curi – curi pandang berlalu begitu saja. Hingga hari ke 3, jika aku tidak salah ingat, Adi menghampiri stand kami, saat itu aku sedang bersama adik kelasku, Adi dengan maksud tersirat menghampiri kami, berbasa basi entah apa persisnya yang ia katakana, aku lupa. Yang jelas ku ingat adalah dia meminta no hp ku, tapi aku tak memiliki keberanian yang cukup untuk memberikan no hp ku, karena saat itu ada hati yang harus aku jaga, ya Fachmi. Hahahah, konyol memang karena pada saat itu Fachmi sedang acuh tak acuh padaku, tapi sedari dulu aku memang sudah setia padanya, makanya saat kami harus putus kemudian balikan, fachmi belajar membayar semua kesetiaanku padanya sedari dulu, eh focus buyar nih, ceritanya kan aku sedang bercerita tentang my best Adi, ahhahahha, baiklah, back to Adi. Iya saat itu karena tidak dapat no Hpku, aku mencoba menghibur Adi dengan memberikan username Facebook ku, maklum pada saat itu FB sedang booming – boomingnya.
Hari berikutnya kami hanya berbincang ringan, dan saling lempar senyum saja, tak ada obrolan mendalam, hingga kami harus berpisah kembali ke kota masing – masing, Adi ke Banjar dan aku ke Kuningan. Entah pada hari ke berapa setelah kami tak lagi bertemu, Adi meng add Fbku, aku masih ingat dulu username FB nya itu “otong vim-one” hahahha, alay bukan dia?ah ya semua orang pernah alay pada Zamannya, yak an?! Dari sana kami mulai bercerita banyak, dan lebih dalam, ya Adi saat itu hadir disaat yang tepat untuk aku berbagi, saat hubunganku dengan Fachmi terguncang, hinga koyak disana – sini. Adi menjadi sosok sahabat yang begitu pengertian, barulah pada bulan ke berapa kami saling mengenal kami bertukar nomor telpon. Komunikasipun berlanjut, aku membuka ruang untuk adi mengenalku lebih dalam, pun begitu dengan adi. Saat itu adi sudah memiliki kekasih dan aku tahu betul ia sangat menyayanginya, dalam hati ada iri terselip, ah beruntungnya perempuan itu,  tapi tahukah? Memiliki sahabat seperti Adi yang berstatus pacar orang, aku tidak pernah merasa dinomor2 kan olehnya, porsi perhatian Adi padaku tetap sama besarnya dengan perhatian yang ia berikan diawal kami bersahabat. Itulah mengapa aku begitu menyayangi Adi sebagai sahabat.
Ah Well, jadi ini tahun 2012, Adi dan aku tak pernah bertemu lagi secara fisik, kami hanya bertemu lewat celotehan randomku di twitter, inipun belum lama. Ya semenjak aku mengganti no hpku dan menutup akun FBku, aku kehilangan contact dengan adi sekitar setahun. Itupun karena aku yang berusaha mencarinya lagi, sementara adi?huh entahlah apakah dia juga sama rindunya dengan aku atau tidak.
Tapi yang jelas akhirnya aku senang karena Allah mempertemukan kami kembali dalam status yang sama pula, yeps JOMBLO !!! ya Tuhan memang adil, mempertemukan sepasang sahabat untuk saling melengkapi dengan status yang sama, hahahaha. Adi Rahman, sosok loveable yang punya segudang mimpi yang satu persatu mulai ia realisasikan. Aku tahu, Adi adalah tyipikal orang yang tidak main – main dengan mimpinya, karena itu bisnis impiannya yaitu clothing dan distro pun sedang mulai ia kembangkan, aaaaaakkk proud of you dear Adi, semoga menjadi pengusaha sukses yang bergelar sarjana yah, dii..biar nanti setelah sukses, kamu bisa dating ke orang tuaku dan melamar aku, hahahha,Oia ada satu hal lagi yang paling ku ingat tentang adi adalah, hmm, belum lama ini sih..jadi saat itu persis sehari setelah aku putus dengan AJ, lalu aku kesulitan menenangkan diriku sendiri, aku kalap, lalu ku tekan screen Hpku dan ku panggil nomor adi, lalu tahu kah apa yang aku lakukan??aku dengan bodoh menangis, meraung - raung di telpon kepada adi, hhahaha, meskipun pada akhirnya kami tidak berbincang lama, tapi hal bodoh ku tadi itu mampu membuatku lega, ya itulah adi, sahabat terbaiku yang selalu siap siaga menampung bendungan yang siap tumpah dariku. itulah sekelumit tulisanku tentang salah satu sahabat terbaikku Adi Rahman.
Adi Rahman with his own brand :D

Rabu, 16 Mei 2012

Lovely Latte (1)

Pandangan kami beradu di sela - sela kerumunan orang - orang yang sedang menikmati penampilan band jazz yang sedang menggelar mini concert di sebuah coffee shop milik salah satu personil mereka. Ah, hanya beberapa detik saja, lagi pula akupun sudah lupa bagaimana jelas raut wajahnya, iya semua karena aku tidak mengenakan kacamataku. Aku menenggak caramel machiatoku pelan sambil mengobrol ringan dengan teman - temanku.

"Eh, tadi arsitek yang mau ngedesign cafe kita siapa jadinya?" Tanya Rangga salah satu temanku memulai pembicaraan.
"Loh katanya mau pake temenya Felix yang anak Aussie itu, emm siapa namanya..err.eh..aduh" Jawab Sissy yang kebingungan menghafal nama arsitek yang dimaksud, sejurus kemudian sosok felix datang dengan seorang pria berkacamata minus dan berambut cepak.
"Oi, guys! sorry - sorry gw tadi ngeshoot home bandnya dulu, keren banget soalnya performance nya, men! " Ujar Felix heboh, ya Felix memang salah satu teman kami yang paling heboh dan rusuh untuk beberapa hal, dan kami menyayanginya. Kami hanya tertawa - tawa kecil mendengar kehebohan yang Felix ceritakan, dan aku sambil sesekali mencuri - curi pandang ke arah lelaki berkacamata minus yang felix bawa, ah sepertinya aku pernah melihat mata itu, tapi dimana..

"Oia, ini kenalin, temen gw yg gw critain itu, namanya AB..emm, lengkapnya Abimanyu, tapi dia biasa dipanggil Abe." Ucap Felix dengan bangganya memperkenalkan lelaki disampingnya.
"Hi, guys, gw Abe.." Ucap pria itu manis, sambil mengulurkan tangannya bergantian kepada kami.
"Abe ini tinggal di Aussie yah?" Tanya sissy kemudian.
"OH iya, dia sebenernya masih kuliah di aussie tapi ini dia lagi liburan ya selama 2 bulanan ke depan dia bakal disini, makanya mungkin bisa bantu - bantu ngedesign cafe kita, heheh" jawab Felix sambil nyegir kuda.
"Ih, felix! gue kan tanyanya sama Abe, kok jadi lo yang jawab sih ih" Sahut Sissy kesal.
Aku haya tersenyum kecil melihat tingkah teman - temaku itu, Abe pun hanya tersenyum simpul sebelum akhirnya melihat ke arahku dan membuat jantungku nyaris berhenti berdetak, ah aku tidak tahu kenapa bisa begini.
"Oh iya, lo tadi yang berdiri di tengah kerumunan penonton itu kan yah?" Tanyanya kemudian.
"eh, iya, hahhaa kok lo bisa tau sih, be?" tanyaku polos dengan detakan jantung yang sama seperti saat ia melihatku sebelum ia mulai bicara.
"Iya tadi gw ngeliat lo, lo suka jazz juga yah?" Tanya Abe kembali, ah Tuhan aku tidak tahu seperti apa warna pipiku saat ia kemudia bertanya kepadaku dengan senyuman yang...menyejukan.
Belum sempat aku menjawab, Sissy mendahuluiku menjawab.
"Idih Abe, kok Loza terus yang ditanyain, gw sama Rangga enggak ih" kata sissy sok protes.
Abe menatapku sekilas, aku semakin kikuk, ah ini betul - betul awkward moment.
"Hehehe, iya deh iya, sissy suka juga sama lagu - lagu jazz yah?" tanya Abe dengan mimik wajah yang begitu manis, Hah, kenapa sih ada sosok pria seperti Abe, yang pada saat pertama bertemu saja sudah begitu mudah untuk dikagumi. Pertanyaan Abe tadi mengungang gelak tawa kami, kami?ah tidak mereka, ya hanya mereka, aku terlalu kikuk untuk ikut tertawa dengan mereka.
Tiba - tiba Hpku berderit, sebuah sms masuk..
Unkwon number..ah siapa ini..

"Za, gw sadar sekarang seberapa worth it lo untuk gw pertahankan"

DEGH!! aku lunglai seketika, ini pasti Ben..pria yang sudah membuatku begitu rapuh saat ia memutuskan hubungannya denganku sebulan lalu dan membuatku lebih porak poranda dengan mempertontonkan kemesraannya dengan pacar barunya di twitter. Rangga sepertinya membaca apa yang terjadi tanpa aku ceritakan. Ia mengisyaratkan aku untuk menyerahkan handphoneku padanya, aku menurut saja padanya. Rangga dengan santai nampak mengotak atik HPku, sebelum kemudian memberikannya kembali padaku, aku memeriksa HP ku, ah ternyata Rangga menghapus sms Ben. Suasana menjadi agak kaku, karena aku yang sedari tadi tertawa - tawa menjadi murung karena sms itu, dan Ranggapun bersikap yang sama dengaku, seolah moodnya jg ikut terganggu. Hanya terdengar Felix yang terus heboh menceritakan konsep cafe kami kepada Abe yang nampak mengamatiku diam - diam.

"Za, sakit yah?pucet banget gitu" Tanya sissy akhirnya kemudian, aku bukannya tak menikmati kebersamaan kami sore itu, tapi aku benar - benar ingin menangis saat menerima sms dari Ben itu, aku masih begitu mencintainya meski Ben sudah menghempaskan aku dengan begitu kasar, tapi aku juga tak cukup berani untuk menyambut uluran tangan ben kembali, karena aku tahu, teman - teman baikku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, mereka terlalu takut aku tersakiti lagi, dan aku menghargai mereka.
"Iya, Loza sakit sy, gw anterin dia balik dulu yah, lo pada kalo masih mau discuss soal konsep cafe dan arsitekturnya, terusin aja dulu yah, gw anter Loza balik dulu, ayo za." Ujar Rangga sambil mengulurkan tangannya padaku. Aku menatapnya sebentar, mata teduh sahabatku sedari kecil ini mampu membuatku mengiyakan semua maunya. Aku beranjak bangun dari dudukku, dan meninggalkan sahabat - sahabatku juga Abe di sana.

"Ben, semua gara - gara Ben kan, Za?" Tanya Rangga sambil mengemudikan mobilnya pelan.
Aku tak menjawab, hanya buliran air mataku saja yang turun perlahan - lahan dari sudut mataku.
"Za, kenapa sih lo masih rapuh aja dapet sms dari si brengsek ben itu?lo gak inget dia ngebuang lo kayak apa?kenpa Za?" Tanya Rangga kembali, aku masih terus menangis bahkan dengan debit air mata yang lebih deras, aku sesak.
"Za.." Tanya Rangga dengan intonasi agak tinggi, sebelum kmudian ia melihat ke arahku yang duduk disampingnya dengan berurai air mata. Spontan Rangga menghentikan laju mobilnya dan menggenggam jemariku.
"Za, gw minta maaf klo gw bikin lo nangis, tapi Za udah donk jangan sampe lo kebawa hati lo terus, lo jangan kalah sama perasaan random lo itu, jangan biarin Ben mainin perasaan lo lagi" Ujar Rangga sambil terus menggenggam jemariku, aku semakin tersedu - sedu saat melihat ke dalam matanya yang sungguh - sungguh memintaku berhenti menjadi bodoh karena tetap mencintai Ben.
"Ga, lo tau kan gimana sayangnya gw sama Ben?gimana dalemnya perasaan gw sama Ben?" Tanya ku kemudian.
"Iya gw tau, tau banget! tapi terus emang itu semua bikin si Ben itu jadi beneran sayang juga sama lo?kan enggak Za, lo gak inget apa dia ngebuang lo kayak apa demi cinta masa sekolahnya itu?lo lupa Za?lupa?!" Tanya Rangga dengan nada yang lebih tinggi, dan kemudian disambut oleh bunyi klakson kendaraan di belakang kami yang jadi tersendat karena Rangga menghentikan mobilnya sembarangan dan tiba2. Rangga tetap tak bergeming dengan suara klakson dan makian pengguna jlan lainnya, aku menatap rangga, dan menggenggam jemarinya erat, sambil berujar..
"Ga, gw baik - baik aja, gw kuat kok ga, gw gak apa - apa, lo jangan khawatir yah.." Ujar ku sambil menghapus air mataku dan meyakinkan Rangga, Rangga nampak luluh dan akhirnya menjalankan mobilnya kembali....

Selasa, 15 Mei 2012


Semoga, ya semoga.,...

Terus gw cuma bisa buang nafas..
Semacam perasaan hopeless berimplikasi speechless..
Agak nyesel sih, kok bisa gw cuma diem aja mendem kekesalan sendiri, padahal kalo gw mau. gw bisa aja nyeplosin buat negur tu orang. Tapi lagi - lagi atas nama ah ..sudahlah intinya kemauan gw untuk menegur atau mengingatkan orang itu biar bisa profesional tak cukup kuat.
Kenapa gitu, kejutekan gw gak bisa berfungsi dengan baik saat mau diaplikasikan untuk hal - hal yang bersifat formal, ah maksud gw ya soal kerjaan gitu, terlebih sama orang yang udah gw kenal dengan baik, itu susah banget diterapkan, padahal butuh!

Gw sih gak nyalahin kalo ada orang - orang yang nyuri - nyuri waktu buat ngerjain kerjaan lainnya di luar kerjaan kantor di jam kerja, ASAL!! mereka juga gak mengesampingkan duty mereka di kantor gitu. Se rese - resenya gw, se benci - benciinya gw sama kerjaan kantor gw, gw selalu nyelesein semuanya terlebih dahulu sebelum gw berkoar di twitter atau ngeblog. Atau sambil multitasking sekalipun, intinya gw kerjai kewajban gw dulu dikantor, sambil bantu yang lain, tapi juga gw melakoni hal lain di luar kerjaan secara berbarengan. Well, gw agak kesel aja jadinya, ketika gw dan temen - temen yang lain lagi berjibaku sama kerjaan kantor, tapi terus ada oknum yang dari tadi anteng aja ngerjain his own business, padahal kita tahu duty dia di kantor itu sedikit, tapi doi gak mau bantu sesama even untuk angkat telpon sekalipun. Well, ini sebenernya menjadi akar kekesalan kita, iya gak cuma gw. Gw berharap gw gak kayak gitu nantinya, dan smoga orang itu bisa cukup dewasa dan cerdas untuk bisa mengatur waktunya. Karena kita ini team, harus solid, saling menguatkan. Bukan sibuk masing - masing dan saling mengabaikan. Karena kita sudah cukup dewasa untuk bisa memisahkan mana yang prioritas mana yang bukan.

Rabu, 09 Mei 2012

Dan Kalian..

Yeay, alhamdulillah..tggl 10 May nih,,alhamdulillah Papa gw sekarang usianya jadi 45 tahun, tua yah, hehehe, tapi tetep kece, buktinya kalo gw jalan sama beliau, dia selalu disangka cwok gw, ya doi emang rapi banget sih klo mau nemenin gw pergi aja, wangi bet wangi..makanya gw jadi suka sama cwok wangi, heheh.

Oia tadi malem sekitar jam 11an gitu yah, my best ex ever, Fachmi telpon gw. hehe.
We talked so much..many things, termasuk soal AJ. Sejujurnya sih Fachmi sama AJ itu beda banget, seandainya boleh dianalogikan yah, mungkin kayak jaraknya bumi sama matahari deh. Dan yang lebih worth it dipertahankan untuk tetap di sayangi ya Fachmi, tapi entahlah gw kan memang udah move on dari fahmi dan itu butuh waktu setahunan lebih buat bikin gw netral dan ngosongin bener2 hati gw tanpa fachmi, hingga sekarang tempat yang dulu kosong itu dipenuhi sama AJ, sampe sesak dan kadang gw sakit, heheh.

Fachmi, sosok pria sederhana dengan segala kesimpelannya yang bikin dia loveable itu kembali mejadi sosok yang bahkan gak berubah sedikitpun didepan gw, masih hangat, masih sabar dengerin gw semaleman suntuk curhat soal AJ. Gak tahu deh gimana perasaannya dia waktu denger gw crita soal AJ, oia, ada satu kalimat yang gw masih inget betul dari percakapan kita semalam,

Gw       : "Mie, kamu pas abis dari aku, kamu sama siapa lagi?"
Fachmi: "Gak sama siapa2, susah nemu yang kyk kamu, ea"

Apa yah, ini kok kena banget ke hati gw,  2tahun loh, hampir 2tahun gitu kita udahan, dan dia......masih aja kepengen dapet yang kyk gw, kalo ini yang bikin dia masih sendiri sekarang, maka gw akan minta maaf, minta maaf banget karena gw yakin gak akan ada orang yang cara mencintai fachminya sama kyk gw. Gw sama fachmi itu bener - bener yang seneng susah bareng - bareng ( FYI gw tulis ini sambil dengerin tak kan pernah adanya GEISHA, our memorable song dari zaman SMA). Putus nyambung bikin gw sama fachmi makin kuat, sampe butuh waktu setahun lebih bwt gw bener - bener bisa lupain dia. Gw gak bisa bayangin, brokennya dia kyk apa waktu kita terpaksa harus putus untuk yang k2 kalinya. Gw juga , gw juga hancur banget waktu itu, namanya nangis tuh ya ampun...
Tapi ya, lambat laun gw akhirnya sadar kalo gw bener - bener harus move on dari fachmi, karena ya..ah sudahlah.
Yang jelas fachmi itu memang beda, dia seumuran sama gw, tapi pemikirannya jauh lebih dewasa dari gw, bisa bimbing gw, simplenya dia, tanggungjawabnya dia, kalemnya dia, ah gw bener - bener bertrimakasih banget sm Allah karena sudah pernah menghadirkan sosok seperti fachmi ke dalam episode kehidupan gw. Gw jujur aja masih sayang sama fachmi, dalem. Tapi sayangnya udah beda, entahlah apa nama sayang ini,yang jelas saat ini perasaan merah jambu yang kadang bikin gw nangis itu milik AJ! ya AJ lah si empunya selaksa merah jambu ini. Gak peduli dia mau sadar ato nggak kyk fachmi, juga gak peduli dia mau bales sayang gw dengan sayang lagi ato gak, gw akan tetep sayang sm AJ. Terserah dia mau pacaran lagi sama siapa, yang jelas gw akan ttp sayang sama dia, tanpa harus ngerusak kehidupan barunya Aj sm pacar barunya. Gw juga gak akan mengusik AJ lagi, kecuali AJ yang duluan menghubungi gw lewat apapun itu.
AJ, merah jambu ini akan tetep gw simpen, gak akan hilang, gw cuma berhenti, iya berhenti nunjukin merah jambu ini langsung ke lo.

Selasa, 08 Mei 2012

(Masih) Merah Jambu

Hey, kamu..
Apa kabar?masih suka basket?hehehe,,kuliah kamu gimana?masih suka bolos?hehhehe
Ah, AJ..iya sudah 2 pria yang ku pukul mundur setelahmu. Jangan tanya kenapa?karena kamu juga pasti tahu siapa penyebabnya, hahahha. Iya meskipun aku tahu kamu juga pasti tidak mau jadi penyebab aku menolak mereka - mereka itu. Tapi ya tanpa sengaja, aku jadikan kamu sebagai alasan aku tidak membuka hatiku untuk yang lain selain kamu.

Ah, mari kita menulis dengan hati..
AJ, kau tahu apa perbedaan antara cinta dan nafsu??
Biar ku beritahu kau yah, mudah saja, coba lihat aku, lihat hatiku, lihat caraku mencintaimu, adakah bau nafsu disana?AJ, kau tahu setelah aku dan kau memutuskan untuk menjalani hidup masing - masing tanpa kata manis "kita", aku tidak sedetikpun berhenti mencintaimu. Iya, bahkan aku tidak mengerti mengapa aku tak sedikitpun kehilangan rasa cinta dan sayangku padamu, padahal luka yang kau torehkan di hatiku sudah begitu menganga, dan bukan tak sakit. Aku malah menikmati saat - saat dimana aku menangis karena merindukanmu, namun begitu tersadar aku menemui kenyataan bahwa kau tidak sedikitpun mau merindukan aku. Itu sakitkan?hehehe. Tapi sekali lagi, biarpun aku berusaha keras membencimu, aku tak pernah sungguh - sungguh membencimu. Malah, aku semakin bisa mengontrol perasaanku, menata dan mengalokasikan muatan rasa sayangku padamu lewat tulisan, lewat do'a dan lewat do'a, dan lewat do'a :')
AJ, saat ini level perasaanku padamu sudah ..ah entahlah level berapa, seandainya ini ma icih, maka mungkin sudah level 10, yang membuat orang harus mengeluarkan air mata saat memakannya, sayangnya aku tak suka pedas, dan kau juga bukan? #Loh? heheh, Ya AJ, aku sudah terlalu mencintaimu dengan segenap jiwaku, dengan segenap pahit manis yang pernah kau jejalkan ke mulutku untuk ku telan. Aku telah sampai pada tahap dimana aku begitu mencintaimu, tapi tak lagi berharap untuk bisa bersamamu kembali, karena aku cukup realistis. Aku dan kau tidak akan pernah lagi jadi "kita" dan aku menyadari itu, karena itu aku hanya bisa mencintaimu dalam diam dan pada dalamnya do'a disujudku. Jangan khawatir aku akan menuntut balasan dari mu, jangan! karena itu tak akan pernah ku minta dan ku tuntut. Baiklah dari penjelasanku ini, bagaimana?adakah kau lihat nafsu di sini?di seonggok merah jambu yang ku punya untukmu ? :')

Senin, 07 Mei 2012

Dibuang Sayang ..hahhaha

AB three karang anyar :))

ini lucu si mamahnya, haahha

6 may 2012 @graha sindu





Jadi ini lah penampakan gue di acara nikahannya abang gue tersayang, dan diluar ekspektasi gue, ternyata banyak yang suka sama penampilan gue hari itu, ya gue juga sengaja sih mau di  dandanin gitu sm cici natalie, abisan gue dateng sendiri kan ke TKP sementara disana gue bakal ketemu makhluk yang bernama mantan!!! oh pantang donk tampil seadanya, hhahaha.

ini penampakan pengantin ngocolnya :))