Selasa, 23 Agustus 2011

Dedicated for My Beloved Best Friend :)


Dan seorang sahabat yang cantik dan penuh kelemah lembutan itu akhirnya bisa ku hubungi lagi.
Sahabat sedari SMP itu tetap tak berubah menyayangi ku, meski kini kami terpisahkan jarak, Bandung – Jakarta.
Kami memang hanya sekali satu kelas, tapi aku merasa jalinan ukhuwah kami benar – benar terjalin kuat, mungkin ini karena aku mencintai dan menyayangi sahabatku itu setulus hati karena Allah, dan akupun yakin dia juga begitu terhadapku.

Baiklah, saatnya aku kenalkan dia pada kalian, panggil saja Isti, begitu aku memanggilnya, nama lengkapnya Risti Gusyah.
Gadis cantik yang lemah lembut dan luar biasa cerdas, aku tak pernah memujinya dihadapannya, dia tahu egoku sangat tinggi untuk melakukan itu, hehhe, tapi harusnya ia tahu aku selalu membawa namanya dalam setiap do’aku.
Aku ingin sahabat – sahabatku bahagia selalu, dicintai Allah selalu, aku ingin Isti bahagia dan dicintai Allah selalu. Isti yang benar – benar terlihat anggun itu benar – benar membuatku selalu kagum, bahkan aku yakin orang lainpun begitu padanya.
Dia yang selalu nampak canggung dimata para lelaki, namun selalu hangat kepada para perempuan, tentu saja ini karena isti yang selalu bisa menjaga hijab atas pegaulan laki – laki dan perempuan, tapi itu tidak membuatnya menjadi terbatasi dalam aktifitasnya, karena dia masih tetap beraktifitas dengan kawan – kawannya sesama aktifis, namun tetap memberikan batasan atasnya, sehingga membuat orang lain pun menjadi respect terhadapnya.

Kalau mau flashback ke masa SMP sih, aku tidak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi jilbaber yang sekaffah sekarang ini, hehehe. Subhanallah, rupanya Hidayah menyapanya lebih dulu daripada aku. Hidayah juga lebih betah bersamanya dibanding aku. Aku yakin saat kita bertemu nanti, aku tidak akan melihat banyak perubahan pada dirinya, termasuk cara berpakaiannya itu. Mungkin aku yang akan ia lihat lebih banyak berubah scara penampilan, tapi tahukah kau isti, hatiku untukmu dan untuk Nya tidak pernah berubah, aku tahu isti adalah satu – satu nya orang yang tak akan menghakimi penampilanku saat ini, karena ia yang paling tahu aku. Termasuk saat pertama kali aku memberi tahunya bahwa aku sudah mulai akrab dengan celana jeans, ia tidak sedikitpun memakiku atau mengucapkan kata – kata kecewa bahkan cibiran seperti apa yang diucapkan orang – orang yang se fikroh dengan isti. Isti tak banyak berkomentar, meski aku tahu bahwa pasti dalam hatinya ia kecewa aku berubah, mungkin ia juga sedih. Ah isti, kau yang lembut, kau yang cerdas, sudah lama sekali aku tak melihat hidungmu yang khas itu, juga gigi gingsul mu yang selalu menyebul dengan manis saat kau menahan tawa, hahahha, I do love you sizta, coz of Allah.

Kini kita sudah sama – sama dewasa, meski kami sudah lama tak bertemu, mungkin sekitar 1 atau 2 tahunan, aku yakin rasa sayangmu terhadapku tak berkurang dan berubah, aku yakin dia tetap isti yang selalu mengkhawatirkanku, dan lembut terhadapku.
Sungguh jika suatu saat nanti isti akan menikah, maka akulah orang ke 2 setelah orang tua mu yang akan memanjatkan syukur yang dalam dan terbenam dalam sujud syukur yang syahdu atas kabar gembira itu. Sungguh isti, semoga kebahagiaan itu selalu melingkupi hidupmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar