Senin, 16 Juli 2012

Hey, I'm Trying dear :D

Ku amati lekat - lekat sosok sederhana yang begitu cerdas bagiku itu diam - diam saat kami bersama, mungkin ia tak sadar. Karena ia akan begitu sibuk menceritakan impian - impiannya padaku jika kami bertemu. Matanya segaris saat ia tertawa, dan aku menyukainya. Bahunya tegap dengan wangi yang begitu menentramkanku. Malam itu ia datang dengan sekotak serabi bandung yang ia sengaja bawakan sepulang ia dari bandung week end kemarin, aku menyadari bahwa dia selalu berusaha bisa memenuhi apa yang aku inginkan, bahkan untuk menempuh jarak kuningan (jaksel) - Pinangsia timurpun ia rela, padahal hari itu ia baru tiba dari Bandung. Dan yang membuatku terharu dan ingin menangis sambil menghambur padanya adalah, dia yang dengan wajah berseri - seri menceritakan ini itu padaku tanpa terlihat lelah sedikitpun, juga kesediannya menopang kepalaku dengan bahunya yang tegap, meski aku yakin lelah menjalari sekujur tubuhnya hari itu. Seminggu, ya pdahal baru seminggu kami tidak bertemu, tapi rindu begitu kejam menggerogoti hati kami. Hari itu aku membunuh waktu seperti biasa dengannya, namun di akhir pertemuan itu aku coba mengutarakan seluruh unek - unekku tentang kita, ya tentang dia yang akan segera kembali ke kota kelahirannya cirebon, karena pekerjaannya di Jakarta sudah hampir selesai. LDR adalah keniscayaan bagi kami, bahkan kami ketahui itu sejak awal kami saling mengenal, tapi baik aku ataupun dia sama - sama ingin mengesampingkan itu terlebih dahulu dan menikmati waktu yang disediakan Tuhan saat kami masih bisa tinggal di satu kota bernama Jakarta ini, Namun semakin lama, batas waktunya tinggal disinipun kian menemui tanggalnya, sudah ku coba untuk menahan semua perasaan menyebalkan ini agar aku bisa menjalani hubunganku dengannya tanpa hal - hal mengganggu seperti ini, tapi hari itu saat ia mulai memberikan pengertian kepadaku soal hal itu, aku muntahkan semuanya, semua sesak yang ku tahan soal ketakutan akan LDR,  suaraku parau saat ku jelaskan padanya, ada sesuatu yg membuat tenggorokanku tercekat saat ia menggenggam tanganku erat sambil menatapku dalam, ya ia memintaku menceritakan semua keresahanku tentang LDR, meski akhirnya aku agak luluh dengan penjelasannya, semua yang ia lakukan saat ini memang adalah semata - mata untuk masa depan kita. Ah ya, ketakutanku ini memang tidak beralasan  kuat, namun satu yang ku fahami, aku terlalu menyayangi Masjok, hingga jarak membuatku ketakutan berlebih. Satu hal yang membuatku tersenyum simpul dan mulai dengan kuat mempercayainya adalah chatnnya tadi pagi :

Joko Moro:" anggap aja aku lagi dines luar kota yank.."
Joko Moro: "lagian jg cma sementara.. ak mo cepet2 punya rumah dan nikahin km mknya aku lagi berusaha untuk itu"

Apa lagi yang ku ragukan darinya yang begitu berusaha sekuat mungkin mewujudkan semua impian KITA, ya aku mencintainya, aku mencintai kita :')


Tidak ada komentar:

Posting Komentar