Minggu, 20 Januari 2013

Selaksa Cerita, Banjir Jakarta

Pada desir angin dan laju banjir yang menggenangi gang kecil dikosanku, aku menitipkan segunung rinduku yang barangkali ikut tumpah bersama air di bendungan katulampah *maksa*

Bulan ini kami terancam memundurkan tanggal bertemu kami, ah iya planning awal kami semestinya kami bertemu pada tanggal 24 - 27, tapi ternyata skenario-Nya membuat kami harus mengalah pada takdir.
Hujan yang tak henti menguyur kota keduaku, Jakarta, pada tanggal 16 Januari membuat hampir seluruh bagian kota ini terendam banjir. Termasuk Pinangsia timur tempatku tinggal dan bekerja. Jakarta menjelma seperti kota mati pada rentang tanggal 16-20. Tidak ada perniagaan, sedikit pergerakan, alat transportasi pun beberapa dihentikan oprasionalnya. Lapar, dingin, dan rindu entah lah sudah bagaimana wujudnya jika ku gambarkan perasaanku dengan kanvas. Banjir memang tak merangsek masuk ke dalam kosanku, namun jalanan depan kosanku terrendam air berwarna coklat kehitaman. Anganku melayang lepas menghinggapi rumah orangtua ku di kuningan, wajah Ibu ku, dan adik - adikku bergantian mengisi anganku. Ah..ingin sekali rasanya aku pulang. Lalu ah ya tentu saja, wajah masjokku yang tak kalah membuatku betah berangan dan berhasil membuatku semakin ingin pulang. Namun bagaikan sekuntum bunga matahari yang terjerat kuat dengan akar2nya meski ingin pergi karena tak kuat menatap pertemuan sang matahari dengan bulan, akupun tak mampu untuk pulang begitu saja menemui orang - orang yang ku sayang di tengah banjir begini. Tanggung jawabku pada pekerjaannku di kantor, dan juga akses pulang yang sudah terrendam banjir membuyarkan semua angan dan inginku. Dengan sangat amast terpaksa aku menyerah pada takdir hingga hari ini, tetap bertahan di tengah banjir dan rutinintas kerjaku yang kembali ku jalanin pasca banjir hebat itu. Kini aku tinggal merenungi kenyataan bahwa beberapa stasiun tidak dapat beroprasi akibat banjir kemarin, yang artinya adalah kemungkinan masjokku untuk menemuiku sesuai rencana kami terancam mundur hingga jakarta benar - benar aman dari banjir dan infrastruktur jakarta kembali lancar. Bilapun ia ingin tetap bersikeras kesini dengan keadaan yang masih tidak kondusif, aku akan menolaknya mentah - mentah! biar bagaimanapun aku tidak ingin membuatnya tersiksa dan kesulitan dengan infrastruktur jakarta yang masih belum pulih.
Ah iya, semoga jakartaku cepat pulih segala - galanya, tak ada lagi curah hujan berlebih yang menyebabkan banjir. aamiin.

Untukmu wahai pemilik rindu, rasanya kita harus bersabar untuk kembali melepas rindu hingga awal bulan depan nanti, semoga banjir dan bencana lainnya tidak akan terjadi lagi di jakarta khususnya dan Indonesia umumnya, aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar