Minggu, 07 Agustus 2011

It's about someone.

Wajah teduh itu yang menurut orang - orang sangat mirip dengan adik tengahku, aku tak mampu membayangkan bagaimana ekspresinya saat ia mendengar makian dari suaminya yang juga Ayahku. Aku tak sanggup menerka sehancur apa perasaannya saat ia mengatakan bahwa ia telah mengetahui perilaku curang sang suami dibelakangnya. Aku tak mampu membayangkan, berapa banyak air mata yang keluar dari sudut mata sipitnya saat ia mengungkap semuanya pada Ayahku meski hanya dalam telepon. Ahh, ibu...sudah berapa lama kau dibohongi oleh lelaki yang sudah menikahimu selama 20 tahun ini, sudah berapa kali juga lelaki itu mengelak meski kau pun pernah memergoki mereka. Ibu, akankan kali ini kau juga sekuat masa lalu?kembali memaafkan Ayah dan menghindari perceraian demi kami anak - anakmu yang saat itu masih kecil? Ahh, ibu kali ini aku sudah dewasa, aku sungguh tak bisa terus menerus melihat hatimu dicurangi oleh Ayah, lalu merengek kepadaku karena uang bulananmu dan adik - adik tidak lancar hanya karena Ayah membaginya dengan wanita lain. Aku ingin kau bahagia, merasakan kebahagiaan yang belum pernah kau rasakan selama 20 tahun menikah dengan Ayahku. Rasanya aku ingin sekali kau menikahi duda kaya raya saja, lalu hidup berkecukupan dan bahagia dengan adik - adikku. Jangan fikirkan aku, aku sudah dewasa. Aku bisa hidup sendiri disini, aku pun tak terlalu butuh sosok ayah kandungku, karena ia pun tak pernah berfikir tentang kebahagiaanku, aku bosan dibentak, aku bosan diintimidasi, aku lelah kala ia membodohiku dnegan memintaku menyerahkan sejumlah uang dari gajiku, aku muak ketika ia muali menjual barang2 yang ia berikan untukku dulu, sementara uangnya tidak pernah ia berikan pada ibu dan adik - adikku, lalu kemana uang itu? aku tahu Ayahku bukanlah seorang penjudi dan tidak pula meminum alkohol apalagi narkoba, jadi pasti uang itu ia berikan kepada wanita yang sama kejamnya seperti ayah ku itu. Lalu aku juga sudah mulai jengah setiap aku pulang ke rumah ibu dan orang - orang menanyakan keberadaan ayahku, aku jengah untuk terus berbohong dengan mengatakan ia terlalu sibuk hingga ia belum bisa pulang kembali ke rumah ibu, bahkan sudah sekitar 6bulan!!! Dan yang paling membuatku geram adalah saat ayah tak mau pulang atau bahkan mengirimkan sejumlah uang untuk pengobatan ibu saat sebagian punggung ibu tersiran air panas!!lalu dimana letak hati ayah saat itu, saat ini dan juga 20tahun yang lalu. Masih adakah cinta dihatinya untuk ibu ku, aku dan adik -adikku?!!
Ahh, ibu...ingin ku peluk kau erat, menyeka setiap air matamu yang jatuh, mengobati luka hatimu dan memberikan kebahagiaan untukku.
Ya Rabb, aku memang bukanlah seorang anak yang baik bagi ibu ku, tapi aku mohon kasihanilah ibu ku, berikan ia kebahagiaan dunia dan akhirat bersama adik - adikku dan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar