Jumat, 05 Agustus 2011

Things end but memories last forever

Frankly, aku tak terlalu suka dengan judul postinganku hari ini tapi ini relevan dengan keadaanku. Yapz Things end, memang semuanya sudah berakhir, aku dan sosok pria yang konon katanya berniat menikahiku itu memang sudah berakhir, tidak ada lagi komunikasi diantara kami yang terjalin lagi. Sebut saja aku pencundang, karena aku lari dari dirinya karena aku tak sanggup untuk tetap memendam perasaan yang mungkin cinta, sementara aku bahkan diapun tahu, bahwa perasaanku padanya tidak akan membuat kami melaju ke gerbang pernikahan. Mungkin aku terlalu muda untuk bicara dan memikirkan tentang perinkahan, tapi bagiku sekarang adalah aku hanya ingin jatuh cinta kepada sosok laki - laki yang hanya akan menjadi pendamping hidupku saja nanti. Well, memang bukan dia yang akhirnya bisa menjadi sosok suami bagiku nanti, karena biarpun kami punya perasaan yang sama tapi kami juga perlu memikirkan perasaan orang - orang disekitar kami, kami punya keluarga, punya teman yang tentu tidak bisa diabaikan perasaannya. Katakanlah saat ini aku yang egois, setelah sebelumnya aku mengalah untuk mengakhiri hubungan kami. Aku telah menjadi sosok egois sekarang, egois untuk menjaga kesehatan hatiku, egois untuk tidak membiarkan hatiku terluka lagi, egois dengan cara menjauhkan hatiku dari apa - apa yang bisa membuat hatiku luka kembali. Panggil saja aku si pemutus tali silaturahmi, karena kini aku menjauhinya, mengganti no ponselku, menutup akun FB ku dan tidak menampakan batanghidungku didepan dia, tapi sesungguhnya selalu ada namanya dalam setiap bait - bait do'aku. Kini semuanya memang sudah berakhir dan berlalu, namun kenangan tentang aku dan dia tetap terngiang setiap saat, bahkan ketika aku melewati tempat - tempat favorite yang sering kami kunjungi semasa masih bersama, meski kini aku tak berharap lagi kembali dengannya, tapi selalu ada mendung yang menggelayuti mataku setiap aku terkenang akan dirinya.
Ya, as i told before Things end but memories last forever.
Sesungguhnya aku ingin bangkit, memulai hidup baru tanpa bayang - bayang masa lalu, tidak dengannya tidak juga dengan orang - orang sebelumnya, sebut saja aku trauma ya trauma untuk memulai kembali suatu hubungan yang tak tentu arahnya, hubungan yang bahkan dalam kacamata agamaku sendiri tak ada dikamusnya. Tapi aku sungguh merindukan sosok lelaki yang bisa menjadi teman hidupku di dunia dan bisa berkumpul kembali di Syurga Nya, seorang lelaki yang bisa menjadi imamku, kakak yang bisa membimbingku menuju ridhoMu, seorang lelaki yang bisa menjadi kekasih yang romantis bagiku, seorang lelaki yang bisa memberiku pelukan hangat ketika aku merasa kelelahan menghadapi liku hidup  yang terkadang kejam, seorang lelaki yang bisa menjadi sosok ayah yang hebat bagi anak - anak kami nantinya, yaaa aku memang merindukan sosok seorang suami!!
Mungkin ini tak lazim ada dalam fikiran seorang gadis berusia 19tahun sepertiku, namun sungguh aku menginginkan mengahbiskan seluruh sisa hidupku dengan lelaki terbaik pilihan Allah dalam bingkai pernikahan yang di ridhoi  Allah, dengan tujuan menggenapkan dinn. Aku tak mau lagi terjebak dalam cinta semu yang arahnya tak jelas yang hanya mempermainkan perasaan ini saja, aku sungguh menginginkan pinangan dari seorang lelaki bertanggung jawab yang sangat mencintai Mu dan mencintaiku hanya karena Mu ya Rabb.
Entah kapan akan kau pertemukan aku dengan lelaki itu, aku tak bisa menerka - nerka kemana arah takdir membawaku. Memories last forever but i think will be better if you wash my brain, and make me lost my bad past.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar